EPL – Roberto Martinez Gutierrez merasa terusik dengan kejadian akhir-akhir ini di percaturan pelatih Premier League yang terjadi pelengseran ditengah jalan, jika diikutin bukan saja hal pemecatan terjadi di Liga Primer Inggris tapi terjadi juga di La Liga dan kemudian Bundesliga, indikasi ini mau tidak mau membuat rasa tidak nyaman bagi diri para pelatih yang sedang berdedikasi saat ini untuk klub asuhannya.
Salah satu yang mengangkat topic pembicaraan terkait kondisi pemecatan ini akhir-akhir ini datang dari pelatih Everton, Pelatih berdarah Spanyol ini merasakan prihal tidak fair terkait pemecatan pelatih dikala tim sedang mengalami masa kesulitan sebagai jalan keluar bagi para petinggi klub dibelakang meja, musim ini sudah ada 3 nama menjadi korban diantaranya Garry Monk, Brendan Rodgers dan terakhir Jose Mourinho.
“Sungguh tidak adil jika kegagalan tim dilimpahkan kepada manager yang sedang bertugas, dalam membangun sebuah klub terutama tim yang menjadi ujung tombak tolak ukur kekuatan klub dibutuhkan perencanaan matang jangka panjang, lantas jika ditengah perjalanan terjadi penurunan perform yang pastinya tak disukai semua pihak termasuk pelatih bersangkutan, apakah masuk akal terus pelatih di korbankan?” inilah tanggapan Guiterrez.
Dilanjutkannya “Dalam menjalankan sebuah pertandingan kesempatan untuk menang, Kalah atau imbang sebagai hasil pertandingan berbanding seimbang, tak ada kemenangan ataupun kekalahan abadi, Manager harusnya diberi kesempatan untuk berbenah dan mencari solusi untuk kondisi yang dihadapi ini baru fair”.
“Saya kira mengganti manager ketika perform menunjuk grafik anjlok bukan solusi yang tepat, bagaimanapun kesalahan bukan mutlak berada dipundak sang manager, banyak sisi pendukung yang berbicara disetiap keadaan sulit, bisa jadi kondisi badai cedera pemain menimpa, bisa juga persediaan armada yang tidak memadai dan ini tentunya berhubungan langsung dengan financial para pemimpin klub dalam upaya menguatan armada, bagaimana mungkin dalam keadaan sulit lantas manager dikorbankan” imbuhnya berapi-api.
Belum lagi sisi pribadi sosok pelatih yang dipecat pastinya akan dirugikan secara materi dan nama baiknya pasti tercoreng terkait karier yang digelutinya, jadi menurut Gutierrez adalah tindakan arogansi yang tidak tepat dan dia sangat tidak setuju dengan semua yang akhir-akhir ini seakan menjadi trend ketika klub dalam masa sulit cukup korbankan pelatih saja, tanpa memikirkan aspek yang merugikan diri pelatih bersangkutan dan ini terjadi dibanyak liga-liga besar didaratan Eropa.
Everton sendiri saat ini juga dalam keadaan kurang beruntung dimana dalam 17 pertandingan berlalu mereka baru mampu bertengger diposisi ke 10 tepat dibawah Liverpool dengan menyimpan 23 point dimana 1 point lebih sedikit dari apa yang diperoleh Anfield’s Gank.
Dua pertandingan terakhir jelang pergantian tahun Everton akan menjalankan laga ke St James Park markas Newcastle United di Boxing Day dini hari 27 december 2015, lantas mereka akan menjamu Stoke City dihari selanjutnya (28 december 2015) sebelum memasuki paruh musim ditahun baru 2016 mendatang.